PENA TANPA TINTA

Monday, December 8, 2014



Dingin malam suram menyelimuti semesta
Tetesan hujan lemah berbicara dalam keheningan
Merajut awan hitam menjadi sebuah cerita
Mengukir waktu terlewati dalam seribu kenangan
Sayap-sayap patah merana mencari cinta
Menyusuri lorong-lorong sunyi penuh kegelapan
Menulis kisah  di ujung pena tanpa tinta
Janji-janji terungkap menjadi sebuah kebohongan
Untuk apa tangisan itu kau senandungkan?
Jika ombak harus kehilangan pantai yang menanti
Untuk apa lirik-lirik cinta kau nyanyikan?
Jika perasaan itu kosong di ruang hati
Untuk apa puisi indah kau deklamasikan?
Jika intuisi yang mengalir akhirnya terhenti
Biarkan gelap malam dingin menyelimuti perasaan
Jika itu bisa menyembuhkan luka di hati
Biarkan tetes hujan mengusik ketenangan
Jika itu bisa menjadi lagu mengisi hari-hari
Biarkan awan berpesta dalam kegelapan
Jika semua kekesalan bisa tertutupi
Memiliki sayap bukan berarti memiliki kebebasan
Karna akhirnya semua hanya menjadi mimpi-mimpi...

QQ88-24/04/13;0203

MENGADU KEPADA TUHAN


Di atas sajadah ini aku mengadu kepada tuhan
Tentang beratnya perjalanan hidup yang mendera
Menyiksa batin tidak tertahankan
Tusukan seribu jarum menyisakan luka tidak terkira
Wahai tuhan mengapa kau memilih jalan ini untukku?
Beban yang harus aku pikul tidak terperikan
Mengapa bukan aku yang berbicara dengan waktu?
Agar aku bisa merasakan kebahagiaan
Wahai tuhan mengapa kau kejam terhadapku?
Menghukumku dengan penderitaan yang sungguh menyiksakan
Mengapa semua kebahagiaan harus pergi dariku?
Ketika manisnya madu aku rasakan
Akhirnya tuhan tersenyum dan berfirman
Mengapa kau mengadukan tentang penderitaanmu?
Sedangkan saat-saat bahagiamu rahmat-Ku kau lupakan...
QQ88
20130218


PESONA

Aku terpesona dengan indahnya bunga di taman itu
Harum semerbak merambah di sudut hatiku
Meskipun jemariku ragu memetik kuntummu
Hanya mampu melihat karena kau bukan milikku
Tetapi mengapa sekarang kau datang padaku?
Meninggalkan taman larangan itu?
Bermandikan panas berselimutkan dingin malam
Aku bukanlah oase yang bisa menghilangkan dahagamu
Meneduhkan dirimu menghapuskan sedihmu
Aku hanya padang pasir gersang gelap dan kelam
Tak sanggupku melihatmu menderita dalam duniaku
Kembalilah kau ke dunia indahmu itu
Biarkan aku sendiri menyepi dalam duniaku
Dan aku akan terus memperhatikanmu
Di sudut malam bersama rinduku....
Aku terkagum melihat satu pecahan kaca di tengah-tengah miliyaran permata
Bukan indahnya yang membuatku terpesona
Tetapi kesederhanaannya yang membuatku jatuh cinta...

KAU SI PELACUR TUA


Kegelapan menangis pilu menatap awan yang lesu
Resah lemah dalam mencari arah yang belum pasti
Tangisan alam menggema dalam keheningan yang membisu
Menyaksikan kau si pelacur tua telanjang dan mati
Harga dirimu tidak lebih dari sekeping roti
Atau semahal setetes  air untuk menghilangkan dahaga
Tapi untuk apa kau peduli dengan dunia yang tidak punya hati?
Ketika mereka cuma bisa berbicara dengan sebuah harga
Hancurkanlah jiwa mereka dalam kebodohan diri sendiri
Bangunlah!
Bangunlah kau si pelacur tua mencari cinta abadi
Tinggalkanlah!
Tinggalkanlah kenangan semalam yang merobek cinta sejati
Biarkanlah!
Pakaianmu melorot memperlihatkan luka di hati
Menangislah!
Biarkan suara tangisan itu menggetarkan arasy Ilahi....
mr.qube
20130219




EPILOGUE SEORANG AKU


Aku?
Siapa aku?
Untuk apa aku di sini?
Kemanakah tujuanku?
Surga?
Mengapa tujuan semua orang adalah surga dan bukan neraka?
Sedangkan neraka juga bagian dari surga seperti halnya cahaya dan kegelapan?
kegembiraan dan kesedihan
hitam dan putih
hidup dan mati
Mengapa tujuan manusia bukan mencari keridhaan  tuhan?
Mengapa semua harus ada imbalan?
Tuhan?
Siapa tuhan?
Haruskah aku dilahirkan untuk mengenal-Nya?
Sedangkan di alam rahim aku telah bertemu dan berjanji pada-Nya?
Janji?
Apakah aku pernah berjanji pada tuhan?
Apakah aku telah mengucapkan janji itu atas kemauanku sendiri?
Kebenaran?
Apa urusanku dengan kebenaran?
Menyesal?
Kau bertanya apakah aku menyesal dilahirkan?
Lahir?
Mati?
Mengapa aku harus lahir dan kemudian mati?
Bukankah sebelum lahir aku telah mati?
Siapakah aku yang tersesat di jalan yang satu?
Tidak berliku tetapi jalannya tajam berbatu
Langkahku lemah mencari diriku sendiri
Alam fatamorgana bayanganku menari-nari
Lepaskan aku dari ikatan janji pertama
Akan aku ikrarkan janji yang disaksikan semua
Janji  yang aku ucapkan atas kesadaranku sendiri
Dengannya aku bisa  mencari diri sendiri....
This epilogue is written especially for all who still look for the truth. Don’t despair over all. you can find ‘you’ in yourself... thanks a lot for all who have sent me some beautiful words even happy birthday.. you all are the best.

Firman Allah di dalam Surah ‘Abasa ayat 18-21:
مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ (١٨)
18. (tidakkah ia memikirkan) dari apakah ia diciptakan oleh Allah? -
مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ (١٩)
19. dari air mani diciptakanNya, serta dilengkapkan keadaannya dengan persediaan untuk bertanggungjawab;
ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ (٢٠)
20. kemudian jalan (untuk hidup dan mendapat hidayah), dimudahkan Tuhan kepadanya ;
ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ (٢١)
21. kemudian dimatikannya, lalu diperintahkan supaya ia dikuburkan;

Tujuan Manusia Diciptakan
Al-Qur'an secara khusus mensinyalir tujuan dari penciptaan manusia:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Artinya:
Apa kalian mengira bahwa sessungguhnya Kami menciptakan kalian sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi. (QS. Al-Mukminun [23]: 115).
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
Artinya:
Apakah manusia mengira bahwa dia akan ditinggalkan begitu saja. (QS. Al-Qiyamah [75]: 36).






BAYI MUNGIL DI LUBANG JAMBAN



Malam itu aku bercerita dengan seorang bayi
Kecil mungil lucu tapi berbau
Tubuhnya terperosok di dalam lubang jamban yang dikotori tahi
Mengapa dia di situ? Tiada seorang yang tau
Ari-ari masih tergeletak di sampingnya
Merah berdarah membasahi hati yang melihatnya
Menatap  itu hatiku menjadi ngilu
Membayangkan kebejatan manusia hanya untuk menutup malu
Tiba-tiba bayi itu bertanya dengan suara sedih
Mengapa aku harus berada di sini?
Di mana malaikat yang dijanjikan Tuhan padaku dulu
Yang akan selalu mendampingiku setiap waktu
Dimana dewa yang akan selalu melindungiku
Membelai tubuhku sambil tertawa lucu
Dimana rasa kasih sayang yang selalu dikoarkan manusia
Lirik-lirik cinta yang terngaung sia-sia
Apakah karena nafsu birahi aku terpojok di sini?
Di lubang jamban menunggu mati
Apakah karena cinta terlarang aku terlantar di sini?
Di lubang jamban menunggu mati
Apakah karena menutup malu aku kedinginan di sini
Di lubang jamban menunggu mati
Lantas aku bercerita tentang seekor anjing
 Melindungi anak-anaknya dari dinginnya malam yang redup
Meskipun tubuhnya kurus lapar dan susunya kering
Tapi dia berjuang melindungi mereka agar tetap hidup
Bayi itu bertanya dengan tangisan pilu
Mengapa aku tidak dilahirkan dari rahim anjing itu?...

mr.qube



Powered by Blogger.